-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
Kucing Merah
Kucing merah (Pardofelis badia), juga dikenal sebagai kucing Kalimantan, kucing merah Kalimantan, atau kucing batu Kalimantan, adalah kucing liar endemik pulau Kalimantan yang lebih jarang ditemui dibandingkan dengan spesies kucing lain yang simpatrik, berdasarkan pada kurangnya historis serta catatan terakhir. Pada tahun 2002, IUCN mengklasifikasikan spesies hutan ini sebagai terancam punah karena penurunan populasi yang diperkirakan lebih dari 20% pada tahun 2020 karena hilangnya habitat. Pada tahun 2007, jumlah populasi efektif diperkirakan kurang dari 2.500 ekor kucing dewasa. Kucing merah secara historis telah dicatat sebagai langka dan saat ini kepatadan populasinya rendah bahkan di habitat aslinya.
Ancaman
Kucing merah yang bergantung pada hutan, dan semakin terancam oleh deforestasi habitat berikut di Kalimantan.
Kalimantan memiliki salah satu tingkat deforestasi tertinggi di
dunia. Sementara di pertengahan 1980-an hutan masih menutupi hampir tiga
perempat dari pulau, tahun 2005 hanya 52% dari Kalimantan masih
berhutan. Baik hutan dan lahan membuat jalan bagi pemukiman manusia.
Perdagangan ilegal satwa liar adalah praktek yang tersebar luas.
Meskipun Kalimantan memiliki 25 suaka margasatwa, hanya tiga yang
benar-benar ada, yang lainnya hanya diusulkan. Semua cadangan telah dirambah oleh pemukiman manusia dan penebangan. Sayangnya penjerat lokal
dan pedagang hewan juga menyadari bahwa kebun binatang asing dan
fasilitas penangkaran akan membayar US $ 10.000 atau lebih untuk hewan
hidup.
Konservasi
Pardofelis badia terdaftar di CITES Appendix II sebagai Catopuma
badia. Hal ini sepenuhnya dilindungi oleh perundang-undangan nasional di
sebagian besar jangkauannya. Perburuan dan perdagangan adalah dilarang
di Kalimantan, Sabah dan Sarawak. Tidak ada kucing merah di penangkaran.
sumber: id.wikipedia.org Add to Cart
0 komentar:
Posting Komentar